Yang Wajib Diketahui Seputar
Penularan MERS
Setelah
dunia bermasalah dengan virus SARS, Flu Burung, dan Swine Flue, sekarang dunia
digemparkan dengan adanya pandemi baru yakni Virus Mers yang banyak ditemukan
di Kawasan Teluk, Timur Tengah.
Untuk
pertama kalinya virus ini ditemukan oleh ahli Virologi, Dr. Ali Moh. Zaki pada
seorang pasien pria yang berusia 60 tahun di Rumah Sakit Dr. Fakeeh, Jeddah,
Saudia Arabia tanggal 20 September 2012 dan kemudian kasus kedua ditemukan di
Qatar pada seorang pria yang berusia 49 tahun pada tanggal 23 September 2012
dan sejak saat itu ditemukan lebih dari 80 kasus yang berakibat fatal. Pada
akhirnya terjadilah wabah MERS.
Apa
itu MERS?
Sindrom Pernapasan
Timur Tengah (MERS) kini telah menyebar luas ke berbagai belahan dunia.
Penyakit yang disebabkan oleh virus korona ini sudah menyebabkan 100 kematian
di berbagai negara.
Virus Corona Middle East Respiratory
Syndrome (MERS)
adalah salah satu jenis virus yang menyerang organ pernafasan manusia . Merupakan
jenis penyakit saluran pernafasan yang bisa mengakibatkan kematian. MERS – Cov
merupakan singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Virus
ini merupakan jenis baru dari kelompok Corona virus (Novel Corona Virus).
Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi. Virus SARS tahun 2003 juga merupakan kelompok virus Corona dan dapat menimbulkan pneumonia berat akan tetapi berbeda dari virus MERS Cov. Informasi yang diperoleh dari website Kementrian Kesehatan RI www.depkes.go.id memberitahukan bahwasannya virus ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya.
Meski kasus MERS belum
ditemukan di Indonesia, kita tetap perlu waspada terhadap penyakit ini. Selain
jumlah tenaga kerja Indonesia yang banyak di negara Timur Tengah, tak sedikit
pula warga Indonesia yang bepergian ke Arab Saudi untuk ibadah haji umroh.
Mengingat potensi penularan virus ini cukup besar, tak ada salahnya kita membekali diri dengan informasi terkait penyakit MERS.
Mengingat potensi penularan virus ini cukup besar, tak ada salahnya kita membekali diri dengan informasi terkait penyakit MERS.
Gampang menular
Arab
Saudi adalah sumber penularan pertama, dengan jumlah kasus mencapai 378 dan 107
kematian. Tetapi sedikitnya ada 14 negara yang juga melaporkan kasus penyakit
ini, antara lain Mesir, Jordania, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Tunisia,
Malaysia, Oman, Perancis, Yunani, Italia, Inggris, Filipina, dan kini Amerika
Serikat.
Virus korona penyebab penyakit ini menular antar manusia melalui kontak dekat. Tetapi virus ini juga diektahui menyebar antar hewan.
Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui dalam rangka mengenali apa saja yang menjadi tanda-tanda orang terkena virus yang satu ini. Karena menyerang saluran pernafasan maka berikut tanda-tanda penyakit MERS antara lain adalah sebagai berikut :
Virus korona penyebab penyakit ini menular antar manusia melalui kontak dekat. Tetapi virus ini juga diektahui menyebar antar hewan.
Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui dalam rangka mengenali apa saja yang menjadi tanda-tanda orang terkena virus yang satu ini. Karena menyerang saluran pernafasan maka berikut tanda-tanda penyakit MERS antara lain adalah sebagai berikut :
- Demam.
- Batuk.
- Sesak Nafas (nafas pendek).
- Bersifat akut.
Gejala
dari infeksi MERS sangat mirip dengan influenza sehingga diistilahkan "flu
like syndrome". Penderita MERS akan mengalami batuk dan keluar lendir yang
berlebihan dari hidungnya. Bedanya, pada yang terinfeksi MERS juga akan timbul
demam tinggi minimal 38 derajat celsius dan sesak napas.
Gejalanya
juga memiliki kemiripan dengan sindrom pernapasan akut berat (SARS). Keduanya
sama-sama pneumonia yang disebabkan oleh
virus. Gejalanya bisa berupa flu biasa hingga infeksi saluran pernapasan
bawah atau radang paru.
Masa
inkubasi dari virus hingga menyebabkan penyakit adalah dua hingga 14 hari.
Sehingga mungkin saja seseorang terinfeksi virus corona MERS di Timur Tengah
dan kemudian gejala baru timbul begitu sudah kembali ke negara asal.
Virus
ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi
penularan antar manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan penularannya dapat
melalui media sebagai berikut yaitu :
- Langsung : Melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batu atau bersin.
- Tidak Langsung : Melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.
Sumber Gambar : Google
Mirip
flu
Gejala infeksi MERS antara lain
demam dan batuk, sangat mirip dengan flu. MERS juga bisa menyebabkan diare dan
sesak napas, dan bisa menyebabkan komplikasi berupa radang paru dan gagal
ginjal.
Mematikan
Menurut WHO, sekitar sepertiga orang yang terinfeksi virus MERS meninggal dunia. Kebanyakan kasus yang fatal terjadi pada orang lanjut usia dan orang yang sudah memiliki gangguan medis.
Sekitar
separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan
menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang.
Belum ada obatnya
Untuk
saat ini tidak ada terapi pengobatan penyakit MERS. Orang yang terinfeksi akan
diberikan terapi pendukung sesuai gejala-gejala yang dialami. Vaksinnya juga
belum ditemukan.
Sampai
dengan saat ini memang belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi
MERS-Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara
spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov.
Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin.
Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral yang bersifat spesifik belum ada, dan pengobatan yang dilakukan tergantung dari kondisi pasien. Pencegahan dengan menjalankan pol hidup yang sehat dengan melakukan PHBS (pola hidup bersih dan sehat), dan juga menghindari kontak erat dengan penderita, serta menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit perlu untuk diterapkan dengan baik pula.
Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin.
Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral yang bersifat spesifik belum ada, dan pengobatan yang dilakukan tergantung dari kondisi pasien. Pencegahan dengan menjalankan pol hidup yang sehat dengan melakukan PHBS (pola hidup bersih dan sehat), dan juga menghindari kontak erat dengan penderita, serta menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit perlu untuk diterapkan dengan baik pula.
Negara yang
terserang
Ada 9 negara yangtelah melaporkan kasus
MERS CoV (Perancis, Italia,Jordania, Qatar, ArabSaudi, Tunisia, Jerman, Inggris
dan Uni EmiratArab). Semua kasus berhubungan dgnegara di TimurTengah (Jazirah
Arab),baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kasus Terkini Virus MERS-CoV
Diseluruh Dunia
|
No
|
Negara
|
Jumlah Kasus
|
Jumlah kematian
|
|
1
|
Perancis
|
2
|
1
|
|
2
|
Italia
|
3
|
0
|
|
3
|
Jordan
|
2
|
2
|
|
4
|
Qatar
|
5
|
2
|
|
5
|
Saudi Arabia
|
90
|
44
|
|
6
|
Tunisia
|
3
|
1
|
|
7
|
Uni Emirat Arab
|
6
|
2
|
|
|
Total :
|
114
|
54
|
Pendapat WHO
Pernyataan WHO tanggal 17 Juli 2013 pada
pertemuan IHR Emergency Committee concerning MERS CoVmenyatakan bahwaMERS CoV
merupakan situasi serius dan perlu perhatian besar namun belum terjadi kejadian
darurat kesehatan masyarakat(PHEIC/Public health emergency of international
concern).
Hal yang dilakukan Kementerian Kesehatan
Hal yang dilakukan Kementerian Kesehatan
1.
Peningkatan kegiatan pemantauan di point of entry, pintu masuk negara.
2.
Penguatan Surveilans epidemiologi termasuk surveilans pneumonia.
3.
Pemberitahuan keseluruh Dinkes Provinsi ttg kesiapsiagaan menghadapi MERS CoV,
sudah dilakukan sebanyak 3 kali.
4.
Pemberitahuan ke 100 RS Rujukan Flu Burung, RSUD dan RS Vertikaltentang
kesiapsiagaan dan tatalaksana MERS CoV.
5.
Menyiapkan dan membagikan 5 (lima) dokumen terkait persiapan penanggulangan
MERS
CoV,
yang terdiri dari :
-
Pedoman umum MERS CoV
-
Tatalaksana klinis
-
Pencegahan Infeksi
- Surveilans di masyarakat umum dan di pintu masuk negara
Diagnostik dan laboratorium
Semua petugas TKHI sudah dilatih dan diberi pembekalan dalam penanggulangan MERS-CoV:
1. Menyiapkan
pelayanan kesehatan haji di 15Embarkasi / Debarkasi (KKP)
2. Meningkatkan
kesiapan laboratorium termasuk penyediaan reagen dan alat diagnostik.
3. Diseminasi
informasi ke masyarakat terutama calon jemaah haji dan umrah serta petugas
haji Indonesia.
4. Meningkatkan
koordinasi lintas program dan lintas sektor seperti BNP2TKI, Kemenhub, Kemenag,
Kemenlu tentang kesiapsiagaan menghadapi MERS CoV.
5. Melakukan
kordinasi dengan pihak kesehatan Arab Saudi.
6. Meningkatkan
hub. Internasional melalui WHO dll.
Kesimpulan
Penyakit
mers merupakan penyakit baru yang sudah banyak tersebar di berbagai negara
begitu juga Indonesia. Penyakit ini masih belum bisa ditemukan obat atau cara
mengatasinya. Sehingga dalam penanggulangannya harus dilakukan sesuatu usaha
yang khusus serta diperlukan penelitian tentang penyakit ini.
Daftar Pustaka
http://diskes.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/59
http://jenis2-penyakit.blogspot.com/2014/05/pengertian-virus-mers-gejala-penyebab-pencegahan.html
http://www.generasibiologi.com/2014/05/mengenal-virus-mers.html
http://askep-net.blogspot.com/2014/05/penyebab-tanda-gejala-virus-mers-cov.html
http://health.liputan6.com/read/682785/mers-cov-penyakit-apa-itu



0 komentar:
Posting Komentar